Modul 3 OP-AMP




1. Tujuan[Kembali]

  • 1.      Mengetahui prinsip kerja dari Inverting Amplifier

    2.      Mengetahui prinsip kerja dari Non Inverting Amplifier

    3.      Mengetahui prinsip kerja dari Adder

2. Dasar Teori[Kembali]

Penguat operasional atau yang disebut Operational Amplifier adalah suatu rangkaian terintegrasi yang berisi beberapa tingkat dan konfigurasi penguat diferensial. Penguat operasional  memiliki dua masukan dan satu keluaran, untuk dapat bekerja dengan baik, penguat operasional memerlukan tegangan catu yang simetris, yaitu tegangan yang bernilai positif (v+) dan tegangan yang bernilai negatif (v-) terhadap tanah (ground).

Berikut ini adalah simbol dari penguat operasional :

Gambar 3.1 Simpol Op-Amp

A.       Inverting Op-Amp

Inverting amplifier dapat mengontrol penguatan tegangan (voltage gain) menggunakan Op-Amp. Sinyal input terhubung ke terminal negatif dan terminal positif terhubung ke ground. Output diberi umpan balik melalui Rf ke input inverting.

Gambar 3.2 Rangkaian Inverting Op-Amp

 

Impedansi masukan yang tak terbatas mencegah arus mengalir melalui input inverting. Hal ini berarti bahwa tidak ada penurunan tegangan antara input inverting dan input non-inverting, dan tegangan pada input (-) inverting adalah 0 karena input non- inverting (+) terhubung ke ground. Karena arus yang mengalir menuju terminal input adalah 0, maka arus yang melalui Rin sama dengan arus yang melalui

Rf . Iin = If

Iin =Vin /Rin 

If = - Vout / Rf

Penguatan outputnya berbeda phasa 1800 dengan inputnya, jika input positif maka output negatif.

Vout = - (Rf / Rin) Vin

Penguatan tegangan (voltage gain) inverting amplifier adalah

Acl = Vout / Vin = - Rf / Rin Acl adalah penguatan tegangan closed-loop.

B.       Non Inverting Op-Amp

Gambar 3.3 Rangkaian Non Inverting 0p-Amp

Pada non-inverting amplifier input sinyal dihubungkan ke input (+) non-inverting dan sebagian output kembali melalui jaringan feedback dan dihubungkan ke input pembalik (-). Penguatan yang outputnya sama dengan input, tidak membalikkan fasa. Dikarenakan feedback yang negatif, maka tegangan diferensial (Vdiff = Vin – Vf) antara terminal input sangat kecil dan penguatan open loop tinggi (Aol).

Vout = Vin (1 + R/ Rin) Penguatan tegangan (voltage gain) non-inverting amplifier adalah

Acl = (Rf / Rin) + 1

C.       Adder 

Op-Amp adder merupakan jenis lain dari konfigurasi rangkaian op-amp. Op-Amp sebagai adder digunakan untuk menjumlahkan beberapa input masukan secara bersama sama menjadi satu keluaran.


Gambar 3.4 Rangkaian inverting adder

               Untuk mendapatkan output rangkaian inverting adderdigunakan rumus: 


                Gambar 3.5 Rangkaian non inverting adder

Untuk mendapatkan output rangkaian non inverting adderdigunakan rumus: 

3. Alat dan Bahan[Kembali]

a. Alat

1. Transistor 2N3904 


 2. Resistor 1K, 10K, 560 ohm 


 3. DC Power supply 


 4. Multimeter 


 5. Jumper

a).  Multimeter




    b). Jumper



     c). DC Power Supply



      d) Osiloskop

       (e) Function generator



B. Bahan

  a) Module elektronika analog Operational Amplifier 1



   b) Resistor

   c) RS-A4 elektronika analog


4. Tugas Pendahuluan

5. Prosedur Percobaan[Kembali]

4.1  Adder Inverting Amplifier

1.        Carilah rangkaian Adder inverting amplifier di dalam module RS-A4 Operational Amplifier 1.

2.        Atur nilai RF1 menggunakan potensiometer sesuai jurnal lalu hidupkan catu daya.

3.        Hubungkan Vo1 ke V1 dan Vo2 ke V2. Lalu atur nilai V1 dan V2 sesuai jurnal.

4.        Hitung nilai Vo, dan gain lalu catat pada jurnal.

5.        Lengkapi jurnal dengan mengulang langkah 1-4.

 

              4.2 Adder Non Inverting Amplifier

1.          Carilah rangkaian Adder non inverting amplifier di dalam module RS-A4 elektronika Analog.

2.         Atur nilai RF1 menggunakan potensiometer sesuai jurnal.

3.          Hubungkan Vo1 ke V1 dan Vo2 ke V2. Lalu atur nilai V1 dan V2 sesuai jurnal.

4.          Hitung nilai Vo, dan gain lalu catat pada jurnal.

5.          Lengkapi jurnal dengan mengulang langkah 1-4.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MODUL 1 KARAKTERISTIK DIODA

SUB BAB 3.6 COMMON-COLLECTOR CONFIGURAION

MODUL 4